Saya lanjutkan lagi share-nya.... langkah berikutnya adalah:
(9) line balancing dan outsourcing Ada pengertian yang salah kaprah mengenai outsourcing. Dalam ISO 9000, pengertian outsourcing adalah segala proses yang dilakukan diluar organisasi yang mempengaruhi mutu produk/jasa disebut sebagai outsourcing. Hal pertama yang saya lakukan adalah membalans line produksi. Sebagai gambaran, misal proses A = 20 UPH; 1 operator, proses B = 30 UPH; 1 operator, proses C = 40 UPH; 1 operator dan proses D = 10 UPH; 2 operator. Maka output per jam adalah 20 UPH, katakan saja sebagai keadaan 1. Keadaan 2 jika operator A = 2 orang, B = 1 orang, C = 1 orang dan D = 3 orang maka keadaan 2 akan menghasilkan output 30 UPH dengan backlog dititik B sebanyak 10 UPH. Keadaan 3 jika operator A = 3 orang, B = 2 orang, C = 2 orang dan D = 6 orang maka keadaan 3 akan menghasilkan output 60 UPH tanpa backlog. Unit cost keadaan 1 jika labor cost per jam $1 adalah 4 pcs/$, keadaan 2 adalah 4,2 pcs/$ dan keadaan 3 adalah 4,6 pcs/$. Jadi meskipun lebih banyak operator, keadaan 3 lebih produktif dan bisa menghemat biaya produksi. Kadang karena keterbatasan (ruang, mesin, dan sebagainya), proses tidak mungkin dilakukan dalam perusahaan. karena itulah outsourcing bisa menjadi pilihan dalam rangka line balancing ini. Demikian share saya sementara ini. Saya akan share langkah berikutnya. Salam mutu, Maskal Novessro
0 Comments
Saya lanjutkan lagi share-nya.... langkah berikutnya adalah:
(8) daur ulang Saat analisis dulu, tumpukan barang reject, waste dan sisa/kelebihan produksi mengambil banyak space perusahaan klien kurang lebih 2000 meter kubik. Saat awal penerapan program 5R, klien sulit me-Ringkas tumpukan ini, walau akhirnya bersedia juga untuk diringkas. Saat ini ruang tersebut sudah berfungsi sebagai area produksi. Dengan perbaikan pada proses produksi, jumlah rework dan reject bisa ditekan. Dengan skedul produksi yang baik dan aliran proses yang lancar akibat aplikasi sistem tarik dapat mengurangi tumpukan WIP dan kelebihan produksi. Akan tetapi, waste tetap sama. Untuk itu, saya perkuat program daur-ulang. Sebelumnya program daur ulang ini sudah ada namun dilakukan setengah hati. Saya membuatnya lebih serius lagi. Saya minta klien saya menyediakan area khusus dengan sekelompok operator produksi yang dikepalai oleh satu orang supervisor. Semua waste dan/atau hasil reject akan secara otomatis masuk dalam proses daur ulang ini, sehingga penanganannya menjadi bagian dari sistem produksi. Kombinasi program daur ulang ini dengan sistem tarik (atau sistem terminal) cukup significant. Tahun 2012 rata-rata WIP senilai 3 milyar rupiah, sedang tahun 2013 (berjalan) nilainya cuma 2 milyar kurang. Material cost juga mengalami penurunan yang cukup berarti sebagaimana telah dijelaskan dibagian awal. Demikian share saya sementara ini. Saya akan share langkah berikutnya. Salam mutu, Maskal Novessro |
Categories
All
Archives
November 2015
Ikuti pelatihan online produktivitas untuk lingkup bisnis, pribadi dan rumah tangga
Your organization need assisting in improving productivity and profitability at low cost? come to us
You need a discussion forum of management system such as QMS ISO 9000, TQM, lean mfg., EMS ISO 14000, OHSAS 18000, ISO/TS 16949, six sigma, BSC, and so on? join with us for free.
|