::: Pendahuluan
Poka-yoke (diucapkan "po-ka-yo-ke”) berasal dari bahasa Jepang yokeru yang berarti “menghindari” dan poka yang berarti “kesalahan (diakibatkan kelalaian dan/atau ketidaksengajaan)”. Konsep Poka-Yoke ditemukan oleh Shigeo Shingo, seorang insinyur di Matsushita manufacturing, dan merupakan bagian dari Toyota Production System. Poka-Yoke awalnya disebut sebagai Baka-Yoke, namun karena artinya kurang pantas, yaitu “menghindari ketololan”, maka kemudian diubah menjadi Poka-Yoke. Secara umum, Poka-Yoke didefinisikan sebagai suatu konsep manajemen mutu guna menghindari kesalahan akibat kelalaian dengan cara memberikan batasan-batasan dalam pengoperasian suatu alat atau produk. Jadi, tujuan utama dari penerapan konsep Poka-Yoke ini adalah untuk mencapai keadaan bebas-cacat (zero-defects). Poka-Yoke sendiri lebih dipandang suatu konsep ketimbang sebuah prosedur, karenanya penerapannya dimulai dari apa yang karyawan pikir dapat mereka lakukan untuk mencegah kesalahan di area kerja mereka, dan bukan sebagai langkah-demi-langkah bagaimana melakukan suatu pekerjaan. ::: Jenis dan Karakteristik Shigeo Shingo memperkenalkan 3 jenis Poka-Yoke: • Metode Kontak, mengidentifikasi apakah ada kontak antara alat dan produk. • Metode Nilai-Tetap, memastikan apakah sejumlah tertentu gerakan telah dilakukan. • Metode Tahap-Gerak, memastikan apakah sejumlah langkah proses tertentu telah dilakukan. Setiap orang seharusnya dapat mempraktekkan Poka-Yoke di area kerja masing-masing, karena prinsip-prinsip dasar dari Poka-Yoke sesuai dengan karakteristik dari perangkat Poka-Yoke, dimana sebuah perangkat Poka-Yoke haruslah memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Dapat digunakan oleh semua orang/karyawan 2) Mudah dipasang 3) Tidak memerlukan perhatian terus-menerus dari operator 4) Murah, kurang dari USD 50 5) Dapat memberikan umpan-balik dan/atau tindakan korektif/pencegahan secara cepat Poka-Yoke berfungsi optimal saat ia mencegah terjadinya kesalahan, bukan pada penemuan adanya kesalahan. Karena kelalaian operator biasanya terjadi akibat letih, ragu-ragu atau bosan/jenuh. Keberadaan Poka-Yoke menjadi sangat berarti karena solusi mencegah terjadinya kelalaian tersebut sama sekali tidak memerlukan perhatian penuh dari operator bahkan saat si operator sedang tidak fokus dengan apa yang dikerjakannya. ::: Penerapannya Berikut adalah contoh-contoh kasus penerapan Poka-Yoke diberbagai kondisi: • Kunci kendaraan (motor dan mobil) didesain sedemikian rupa sehingga pengemudi tidak bisa melepaskan kunci sebelum kunci pada posisi ‘OFF’. Pada kendaraan dengan sistem transmisi otomatis, bahkan kunci kendaraan tidak bisa dilepaskan sebelum posisi transmisi di posisi ‘PARK’ • Disket komputer berukuran 3,5” didesain sedemikian rupa sehingga bisa masuk ke drivernya jika posisinya benar • Dalam proses manufaktur, biasanya jig didesain sedemikian rupa sehingga hanya memungkinkan material diproses dalam arah dan letak tertentu • Di beberapa produk, biasa kita jumpai posisi sekrup tidak simetris, sehingga saat akan dipasang kembali, hanya dimungkinkan jika arah dan posisinya sesuai • Keping SIM card pada telepon genggam, pada salah satu ujungnya di trim sehingga posisi letaknya tidak bisa tertukar Sumber: MIN Consulting ---------------------------- Ingin berlangganan artikel-artikel mengenai manajemen mutu? Silahkan daftar di situs MIN Consulting
5 Comments
2/26/2011 02:51:03 pm
A sound mind in a sound body is a short but full description of a happy state in this world.
Reply
2/7/2012 10:17:21 am
info yang sangat berguna sekali. terima kasih
Reply
yudi handoko
10/5/2013 05:56:23 pm
Info berguna, memperluas pengetahuan.
Reply
Leave a Reply. |
Categories
All
Archives
November 2015
Ikuti pelatihan online produktivitas untuk lingkup bisnis, pribadi dan rumah tangga
Your organization need assisting in improving productivity and profitability at low cost? come to us
You need a discussion forum of management system such as QMS ISO 9000, TQM, lean mfg., EMS ISO 14000, OHSAS 18000, ISO/TS 16949, six sigma, BSC, and so on? join with us for free.
|