Maaf lagi, tapi koq denger ribut-ribut soal kenaikan gaji menteri kabinet baru (KB2) cukup menggelitik untuk dikomentari. Saya coba kutip tulisan sdr. Anri Syaiful yang membandingkan kesejahteraan menteri sekarang dengan menteri semacam Mohammad Natsir. Siapakah Mohammad Natsir ini yang ingin kita perbandingkan dengan menteri-menteri saat ini. Mohammad Natsir lahir di Alahan Panjang, Sumatera Barat, 17 Juli 1908 – meninggal di Jakarta, 6 Februari 1993 pada umur 84 tahun adalah perdana menteri kelima, pendiri sekaligus pemimpin partai politik Masyumi, dan salah seorang tokoh Islam terkemuka di Indonesia. Dia pernah menjabat presiden Liga Muslim se-Dunia (World Moslem Congress), ketua Dewan Mesjid se-Dunia, anggota Dewan Eksekutif Rabithah Alam Islamy yang berpusat di Mekkah. Sebagai mubaligh, Natsir mendirikan Dewan Dakwah Islamiah Indonesia, yang mengirimkan mubaligh ke seluruh Indonesia. Akhir tahun 1979 Raja Fadh dari Arab Saudi memberi anugerah Faisal Award melalui King Faisal Foundation di Riyadh, bersama mufti Palestina. Sebelumnya tahun 1967, Universitas Islam Libanon memberi gelar Doctor Honoris Causa bidang politik Islam. Tahun 1991, gelar kehormatan yang sama dianugerahkan Universiti Kebangsaan Malaysia. Dan akhirnya, gelar pahlawan nasional diberikan kepada Muhammad Natsir bertepatan pada peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November 2008. ::: Bercermin pada Kesahajaan Mohammad NatsirAnri Syaiful 27/10/2009 06:58 Liputan6.com, Jakarta: Kesahajaan senantiasa ditemui pada diri Mohammad Natsir, satu di antara politisi sekaligus cendekiawan terkemuka yang pernah dimiliki Indonesia. Tiga kali menjadi menteri penerangan dan sekali menjabat perdana menteri, ternyata tak membuat Natsir silau terhadap kekayaan maupun fasilitas mewah. George McTurnan Kahin, indonesianis yang kenal dengan Natsir, pun menjadi saksi. Penulis buku Nationalism and Revolution in Indonesia ini sempat terheran-heran dengan kesederhanaan seorang Natsir, hingga baju yang dikenakannya saat menjabat sebagai menteri adalah jas yang penuh tambalan. "Pakaiannya sungguh tidak menunjukkan ia seorang menteri dalam pemerintahan," tulis Kahin dalam buku bertajuk Natsir, 70 Tahun Kenang-kenangan Kehidupan dan Perjuangan yang terbit pada 1978. Pun demikian saat pemimpin Masyumi ini baru menjabat sebagai perdana menteri sekitar September 1950, ia tinggal di sebuah gang hingga seseorang menghadiahkan sebuah rumah di Jalan Jawa (kini Jalan H.O.S. Cokroaminoto), Jakarta Pusat. Lelaki kelahiran Alahan Panjang, Sumatra Barat, 17 Juli 1908, ini juga menolak hadiah mobil Chevy Impala dari seorang cukong.
3 Comments
Sebenarnya, saya tidak ingin mengupas persoalan ekonomi dan politik di Blog ini, wasted soalnya alias tidak berguna dan tidak bermanfaat. Pandangan saya mengenai politisi dan ekonom mulai era orde baru sampai sekarang cuma sampai seputar perut, belum nemuin yg punya wawasan kenegarawanan macam Budi Utomo hingga Kabinet Syahrir. Namun demikian bukan berarti saya apatis, karena mau tidak mau urusan politik-ekonomi ini menyelubungi kehidupan kita semua, dan karena itu harapan akan kehidupan politik-ekonomi yang lebih baik tetap terpelihara dalam jiwa-raga (hehehe). Karena itu, saya coba angkat pandangan saudara Ali Assegaf berikut ini, yang meskipun dalam lingkup IA-ITB, tapi saya rasa relevan juga dengan NKRI. Sengaja saya tidak menyimpulkan apa-apa, silahkan anda sendiri yang mengambil kesimpulan masing-masing. SARAN UNTUK MENKO EKONOMI (Kabinet Gampa Century 9,87 SR)Ass wr wb, Pertama saya sampaikan alasan saya menyebut gempa century dalam kabinet SBY jilid - II ini, bahwa persoalan century secara langsung atau tidak - tak bisa dilepaskan dari keputusan beberapa hari jabatan Budiono sebagai Gubernur BI yang memutuskan langkah yang dipandang kontroversial, dengan bumper Mentri keuangan yang akhirnya menyuntik dana sebesar 6,7 T saat menjelang pilpres pasca pemilu. Jumlahnya yang 6,7 T bila di banding dengan anggaran beaya rehabilitasi gempa padang yang 5 T akibat gempa 7,6 SR - berarti kabinet SBY ini sama dengan kabinet Gempa century 9,87 SR. ( 6,7 T/ 5 T x 7,6 SR ). Pada acara pertemuan IA-ITB Jakarta - kamis 22 october 2009 tadi, saya menyampaikan pemikiran sederhana - bahwa bahasan narasumber lebih pada mengarahkan bahasannya pada hal yang berbeda dengan themanya PERAN ALUMNI ITB MENGHADAPI TANTANGAN LIMA TAHUN KE DEPAN menjadi PERAN ALUMNI ITB MENGHADAPI WARISAN SELAMA LIMA TAHUN KE DEPAN. Alasan utama kenapa demikian semua titik bahasannya pada berapa besar Kursi di rebut alumnus ITB, dan berapa post dan jabatan yang dapat di ambil oleh alumnus ITB, lebih menarik lagi ketika ada ucapan bahwa dengan pak ketum IA ITB - yang kini menko ekonomi -- dalam satu jam dapat mengumpulkan dana lebih dari 100 Milyar. Disela acara, bincang-2 kami dapati ada beberapa mahasiswi ITB saat ini yang hampir putus kuliah karena tak punya uang - bahkan ada yang ingin menjadi pelacur karena hanya untuk makan. Semua ini ironis. Sebagai IA ITB menurut saya tidak tepat sasaran dalam menggunakan dana yang bila benar 100 Milyar itu tidak tepat sasaran. tetapi lupakan semua itu, ucapan saudara Jumhur Hidayat yang termuda lebih cerdas dari pembicara lainnya yang saya rasa tidak mampu menunjukan keberpihakannya pada generasi mendatang. Khusus pada pak Menko Ekonomi saya telah sampaikan yang membukakan mata -- dengan kata sederhana sekali, sesungguhnya binatang sejak dahulu kala tak pernah kita dapati kelaparan sedang pada kita terjadi hal itu, apa artinya hal ini - intelektual dan tenaga profesional telah menjadikan sistem ekonomi kita lebih rendah dari kehidupan binatang. Di sela seperti itulah saya katakan bahwa saya interest dengan kajian filsafat ekonomi ini. hal yang sulit bagi saya sampaikan dalam forum tadi, tetapi tidak di forum ini. |
Categories
All
Archives
November 2015
Ikuti pelatihan online produktivitas untuk lingkup bisnis, pribadi dan rumah tangga
Your organization need assisting in improving productivity and profitability at low cost? come to us
You need a discussion forum of management system such as QMS ISO 9000, TQM, lean mfg., EMS ISO 14000, OHSAS 18000, ISO/TS 16949, six sigma, BSC, and so on? join with us for free.
|