Saya lanjutkan lagi share-nya.... langkah berikutnya adalah: (5) production freeze plan Selama ini klien saya menerima order begitu saja tanpa memperhatikan kapabilitas proses kecuali hanya berdasarkan lead time saja. Sementara itu buyer mereka adalah retail, walhasil saat saya plot di grafik berikut, hasilnya seperti roller coaster. Tidak mengherankan jika delivery klien saya kacau dan extra cost pengiriman sangat tinggi. Jadi, apa yang saya lakukan? Pertama-tama, saya ratakan beban kerja produksi berdasarkan earned hours. Dari grafik terlihat ekivalen direct labor untuk order yang sudah diterima adalah 999 orang. Langkah berikutnya adalah meminta fasilitas early shipment ke buyer masing-masing terutama untuk periode W1 hingga W15. Terakhir saya lakukan freeze plan untuk order berikutnya yang klien kami terima dari buyer. Bagi rekan-rekan yang memahami prinsip-prinsip dasar Toyota Way, ini merupakan aplikasi prinsip “heijunka”. Kemudian bagaimana hasilnya? Grafik berikut bisa menjelaskan dengan baik. Dari grafik di atas, 4 minggu pertama adalah penyelesaian backlog tahun 2012. Sedang pada minggu ke-17 sampai 20 akibat kondisi overload yang tidak mampu diselesaikan dengan baik. Untuk itu saya mendorong klien saya mengajukan penjadwalan ulang sesuai kapasitas produksi yang ada. Dan dalam waktu 4 minggu keadaan kembali terkendali. hingga saat ini, klien melalukan freeze plan dan memastikan delivery 100% on time. Biaya ekstra
akibat delay berkurang 40%. Kemudian, bagaimana langkah saya selanjutnya? Nantikan share saya selanjutnya. Salam mutu, Maskal Novessro
0 Comments
Leave a Reply. |
Categories
All
Archives
November 2015
Ikuti pelatihan online produktivitas untuk lingkup bisnis, pribadi dan rumah tangga
Your organization need assisting in improving productivity and profitability at low cost? come to us
You need a discussion forum of management system such as QMS ISO 9000, TQM, lean mfg., EMS ISO 14000, OHSAS 18000, ISO/TS 16949, six sigma, BSC, and so on? join with us for free.
|